Laporan
Praktikum
Kimia Anorganik
Halogen
Nama Praktikan :
Rosanni Sinurat
Nim
: 14 161 500 11
Dosen pengampu
: Leony Sanga L.Purba Mpd.
Prodi Pendidikan kimia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Indonesia
I. Judul :
Halogen.
II. Tujuan :
1. Untuk mengetahui sifat
fisik dan sifat kimia senyawa halogen.
2. Untuk mengetahui
pembentukan garam halida dan unsur-unsur golongan halogen.
3. Untuk mengetahui
reaksi-reaksi halogen.
4. Untuk mengetahui kegunaan
dan bahaya halogen.
III. Dasar
Teori.
Halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsure-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis).
Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu.
Semua unsur halogen terdapat sebagai molekul diatom, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2. Fluorin dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat dan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin berupa zat padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap berwarna ungu.
Unsur-unsur halogen mudah dikenali dari bau dan warnanya. Halogen umumnya berbau menyengat, terutama klorin dan bromin (bromos, artinya pesing). Kedua gas ini bersifat racun sehingga harus ditangani secara hati-hati. Jika wadah bromin bocor maka dalam beberapa saat, ruangan akan tampak cokelat-kemerahan.
Kenaikan titik leleh dan titik didih dari dalam tabel periodik disebabkan gaya London di antara molekul halogen yang makin meningkat dengan bertambahnya panjang ikatan. Gaya berbanding lurus dengan jarak atau panjang ikatan.
Energi ionisasi unsur halogen sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode negatif.
Halogen berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsure-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis).
Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu.
Semua unsur halogen terdapat sebagai molekul diatom, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2. Fluorin dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat dan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin berupa zat padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap berwarna ungu.
Unsur-unsur halogen mudah dikenali dari bau dan warnanya. Halogen umumnya berbau menyengat, terutama klorin dan bromin (bromos, artinya pesing). Kedua gas ini bersifat racun sehingga harus ditangani secara hati-hati. Jika wadah bromin bocor maka dalam beberapa saat, ruangan akan tampak cokelat-kemerahan.
Kenaikan titik leleh dan titik didih dari dalam tabel periodik disebabkan gaya London di antara molekul halogen yang makin meningkat dengan bertambahnya panjang ikatan. Gaya berbanding lurus dengan jarak atau panjang ikatan.
Energi ionisasi unsur halogen sangat tinggi dan yang paling tinggi adalah fluor. Molekul halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat dan mempunyai potensial elektrode negatif.
IV. Alat dan Bahan .
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Ukuran
|
|
1
|
Pipet tetes
|
6 buah
|
sedang
|
|
2
|
Tabung reaksi
|
6 buah
|
sedang
|
|
3
|
Rak tabung
|
1 set
|
-
|
|
4
|
Penangas spritus
|
1 set
|
-
|
|
5
|
Penjepit tabung reaksi
|
1 buah
|
sedang
|
|
6
|
Gelas kimia 1 liter
|
1 buah
|
1 liter
|
|
7
|
Kaca arloji
|
2 buah
|
sedang
|
|
No
|
Nama Bahan
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
|
1
|
Kertas saring
|
-
|
2 lembar
|
|
2
|
AgNO3
|
0,1 M
|
2 ml
|
|
3
|
Pb NO3
|
0,1 M
|
2 ml
|
|
4
|
NaOH
|
0,1 M
|
4 ml
|
|
5
|
I2
|
0,1 M
|
Beberapa tetes
|
|
6
|
KI
|
0,1 M
|
4 ml
|
|
7
|
C6H12O6
|
1 M
|
2 ml
|
|
V
. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Uji Halogen Bebas.
a.
Menyiapkan 2 kertas saring di atas kaca arloji.
b.
Meneteskan I2 pada kertas saring 1 dan
2 beberapa tetes sampai kertas saringnya basah atau
merata lalu mengeringkan kertas saring, lalu meneteskan
larutan natrium clorida (NaCl) pada kertas saring 1 dan kalium iodida
(KI) pada kertas saring 2 kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi pada
kertas saring tersebut, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
2.
Uji Garam Halida.
a.
Menyiapkan 6 buah tabung reaksi .kemudian pada tabung
pertama memipet NaCl, + C6H12O6.
b.
Pada tabung reaksi kedua KI + C6H12O6 .
c.
Pada tabung reaksi ketiga AgNO3 + NaCl.
d.
Pada tabung reaksi keempat meneteskan NaCl + Pb(NO3)2
dipanaskan kemudian mengamati perubahan yang terjadi. .
e.
Pada tabung reaksi ke lima meneteskan KI + Pb(NO3)2.
f.
Pada tabung reaksi ke enam meneteskan KI + Pb(NO3)2.
V.Gambar
percobaan dan Hasil Pengamatan.
Gambar
percobaan Halogen bebas.
Perhatikan gambar I Kertas saring
yang telah di tetesi I2
berwarna coklat lalu ketika di
tetesi NaCl lagi kertas saring jadi berwarna putih dan perubahannya sangat
cepat .sedangkan gambar II yaitu kertas saring yang di tetesi I2 berwarna coklat
lalu ketika di tetesi KI kertas saring menjadi warna putih namun perubahannya
sedikit lambat.
Gambar
percobaan
|
Hasil
Pengamatan
|
NaCl + C6H12O6
|
C6H12O6
Larutannya berwarna bening dan terdapat endapan dan setelah di tetesi NaCl
warnanya tetap tapi agak sedikit keruh.
|
KI + C6H12O6
|
Awalnya C6H12O6
berwarna bening ada endapan setelah di campur KI warnanya bening dan
endapannya berkurang.
|
AgNO3 +
NaCl
|
NaCl berwarna
bening kemudian setelah di campur AgNO3 menghasilkan warna putih
keruh.
|
NaCl
+ Pb(NO3)2
|
NaCl berwarna
bening ketika di tambahkan dengan Pb(NO3)2
menghasilkan putih keruh ketika di panaskan larutannya tetap keruh dan
membentuk endapan putih tapi lama kelamaan menjadi bening.
|
KI + AgNO3
|
Awalnya KI
berwarna bening ketika AgNO3 di teteskan warna berubah menjadi
kuning kehijauan keruh.
|
KI
+ Pb(NO3)2.
|
Awalnya KI
berwarna bening ketika di tambahkan Pb(NO3)2 warna
berubah menjadi kuning.
|
Beginilah hasil akhirnya yang tersusun di rak tabung
:)
VI.
Hasil dan Pembahasan
Halogen merupakan golongan VII A pada unsur periodik
yang terdiri dari F,CL,Br,I,dan At.Percobaan ini bertujuan untuk menentukan sifat
fisik dan kimia senyawa halogen.Pada percobaan ini bahan-bahan yang digunakan
adalah Pb(NO3)2 ,Iodin
larutan,NaCl,KI, C6H12O6, AgNO3,dan
kertas saring.
Uji Halogen bebas di gunakan kertas saring sebagai
penguji untuk menguji NaCl dan KI dilakukan dengan cara mencelupkan atau
meneteskan I2 yang berwarna coklat kemudian di keringkan
beberapa saat. Hal ini di lakukan pada kertas saring yang di
tetesi I2 .Kertas saring yang pertama setelah
kering kemudian di tetesi kembali NaCl beberapa tetes sampai kertas saring
benar-benar basah.Kemudian kertas saring yang kedua yang sudah di tetesi I2 kemudian
di tetesi larutan KI sampai kertas saringnya basah dan merata.Kemudian tunggu
sampai kertas saring kering dan amati perubahn yang terjadi. Perbedaan kedua
kertas saring tersebut ialah kertas saring yang di tetesi KI .KI mengalami
perubahan yang sedikit lambat.
Dari hasil pengamatan pada kertas saring pertama yaitu
kertas I2 + NaCl menghasilkan putih berarti tidak
menghasilkan perubahan warna merah yang menunjukkan tidak adanya Cl
bebas.Sedangkan pada kertas saring yang kedua yang di tetesi I2 +
KI menghasilkan warna putih berati tidak adanya I2 bebas.
Halogen bebas dapat di ketahui dengan adanya warna
merah pada kertas saring yang di tambahkan dengan larutan NaCl dan larutan KI
yang sebelumnya di tetesi I2 pada kertas saring.
Lalu pada tabung C6H12O6.
Sebanyak 1 ml larutannya berwarna bening dan terdapat endapan kemudian di
tetesi lagi dengan beberapa tetes KI warnanya tetap bening dan endapannya
berkurang pada tabung KI warnanya tetap bening tetapi endapannya berkurang.
Uji garam halida pada percobaan ini di gunakan
beberapa asam halida sebagai reaktan dan sebagai pereaksi yaitu NaCl,KI, C6H12O6.Untuk
menguji garam halida pertama di lakukan dengan penambahan NaCl pada C6H12O6 ,Glukosa
berwarna bening dan terdapat endapan dan setelah di tetesi NaCl warnanya tetap
tapi agak sedikit keruh.Terbentuknya endapan dan perubahan warna bening
.Pada C6H12O6 Sebanyak 1 ml
larutannya berwarna bening dan terdapat endapan kemudian setelah itu di tetesi
warna warnanya tetap bening dan endapannya berkurang pada NaCl .
Penambahan timbal nitrat pada Natrium Klorida
menghasilkan larutan putih keruh sebelum pemanasan dan setelah pemanasan
larutan tetap keruh tapi lama kelamaan berubah menjadi warna bening dan
terdapat endapan putih. Hasil yang di peroleh sesuai dengan teori dimana reaksi
antara timbal dan klorida akan menghasilkan endapan putih.
Penambahan timbal nitrat pada larutan kalium Iodida
menghasilkan larutan berwarna keruh dan terdapat endapan putih akibat
terbentuknya timbal iodida.
Penambahan perak nitrat pada larutan kalium iodida
menghasilkan larutan berwarna kuning kehijauan keruh yang di hasilkan akibat
terbentuknya perak iodida. Hasil yang di peroleh ini sesuai dengan teori dimana
perak iodida seharusnya berwarna kuning.
Penambahan perak nitrat pada Natrium menghasilkan
warna putih keruh.Warna putih keruh di sebabkan karena
terbentuknya perak klorida .Hasil yang di peroleh dengan teori di mana reaksi
antara klorida dengan perak akan menghasilkan endapan perak klorida berwarna
putih keruh.
VII.
Jawaban Pertanyaan .
1.Golongan
halogen dapat membentuk asam halida yang di kenal sebagai asam kuat kecuali
asam fluorida.Jelaskan mengapa demikian.
Jawaban : Karena asam fluorida dalam larutannya hanya
sedikit yang teronisasi menjadi ion-ionnya.Berbeda dengan unsur lain dalam
golongan halogen yang larutannya ter Ion seluruhnya menjadi ion-ionnya yang
membentuk asam kuat dah HF relatif lemah.
2.
Tuliskan cara yang dapat dilakukan menghasilkan halogen?
Jawaban : Halogen dibuat dari senyawa halida yang ada dialam. Caranya
adalah dengan mengoksidasi ion-ion halida. Proses pembuatan halogen tersebut
dapat dilakukan dengan elektrolisis dan reaksi redoks (reduksi-oksidasi), namun
tidak dengan cara elektrolisis saja, banyak cara digunakan dalam proses
pembuatan halogen baik dalam lingkup industri maupun labolatorium.
A. Di
Laboratorium
Pembuatan
senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara mengoksidasi
senyawa halida dengan MnO2 atau KmnO4 dalam asam (H2SO4pekat).
X- + MnO4 + H+ → X2 + Mn2+ + H2 O
Ø
Cl2 :
Mereaksikan suatu halida dengan H2so4 encer dan Mn02
2CL
+ MnO2 + 4H+ à Mn2+ + 2H2O + Cl2
Mereaksikan
suatu halide dengan H2SO4 encer dan Mn04
2Mn04+ +
10 Cl- + 16H - à 2Mn2+ + 8H2O +5CL2
Ø
Br2 :
Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan MnO2
Mn
O2 + 4H+ + 2BR à Mn2+ + 2H2O + Br2
Oksidasi
Bronda dengan KHLOR
Ø
I2 :
Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2
Mn
O2 + 4H+ + 2I - à 2Mn2 + + 2H2O + I2
Oksidasi
iodida dengan gas kalor
Cl2 +
I- à 2Cl - + I2
3.
Informasi terbaru apa yang terkini yang pernah Anda dengar dengan mengenai
Halogen !
Jawaban : Cara pasang lampu Halogen.
1. Jari tangan kita selalu meninggalkan sidik jari
berupa lapisan lemak tipis.
2. Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen membuat suhu permukaan kaca lebih dingin dibanding permukaan kaca yang lain. Hal ini karena lemak tadi pada suhu yang sangat tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang berbahan dasar Quartz sehingga koefisien muainya menjadi berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien muainya sangat besar, bisa menyebabkan kaca pecah.
3. Akibat perbedaan suhu cackle di atas, proses siklus halogen tidak dapat bekerja sempurna.
4. Semakin banyak uap tungsten yang terkondensasi pada kaca lampu, tepatnya pada bagian kaca yang lebih dingin (ada lemak). Bagian tersebut biasanya akan menjadi berkabut hitam, abu-abu atau putih.
5. Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat filamen tungsten yang cepat menipis karena menguap.
2. Lapisan lemak yang menempel pada kaca lampu halogen membuat suhu permukaan kaca lebih dingin dibanding permukaan kaca yang lain. Hal ini karena lemak tadi pada suhu yang sangat tinggi akan melebur menyatu dengan kaca yang berbahan dasar Quartz sehingga koefisien muainya menjadi berbeda dengan bagian yang bersih. Jika perbedaan koefisien muainya sangat besar, bisa menyebabkan kaca pecah.
3. Akibat perbedaan suhu cackle di atas, proses siklus halogen tidak dapat bekerja sempurna.
4. Semakin banyak uap tungsten yang terkondensasi pada kaca lampu, tepatnya pada bagian kaca yang lebih dingin (ada lemak). Bagian tersebut biasanya akan menjadi berkabut hitam, abu-abu atau putih.
5. Akhirnya lampu menjadi cepat putus, akibat filamen tungsten yang cepat menipis karena menguap.
VIII
.Kesimpulan.
Dari
hasil percobaan di atas sehingga dapat di simpulkan bahwa :
a. Halogen bebas dapat
diketahui dengan adanya warna merah pada kertas saring yang di tambahkan
larutan NaCl dan KI.
b. Pembentukan garam halida dapat di
ketahui dengan penambahan larutan perak nitrat dan timbal nitrat.
c. Halogen dapat membentuk
senyawa garam halida
Sifat
fisik dan sifat kimia Halogen.
· Sifat
fisik Halogen.
1) Wujud halogen
Wujud Halogen Pada suhu kamar, flourin
dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yangmudah menguap, sedangkan
iodin berupa zat padat yang mudah menyublim.Pemanasan iodin padat pada tekanan
atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapilangsung menyublim. Hal ini
terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm.
2). Titik cair dan titik didih
Kecenderungan titik leleh dan titik
didih halogen tersebut dapat dijelaskansebagai berikut. Molekul halogen (X2)
bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik-menarik antarmolekul halogen
merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gayadispersi bertambah besar
sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr ). Itulahsebabnya mengapa titik
leleh dan titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik
unsur.
3) .Warna dan aroma
3) .Warna dan aroma
Warna dan Aroma HalogenHalogen mempunyai
warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuningmuda, klorin berwarna hijau
muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarnahitam, sedangkan uap iodin
berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun
4) .Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai yod
dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut dalam air juga mengalami
reaksi.
Sifat kimia Halogen
1. Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan,
diantaranya : harga kereaktifan halogen F > Cl > Br >
I, kereaktifan halogendipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan
halogen dan jari-jari atom.
Semakin
besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik
elektron. ( F > Cl > Br > I )
Semakin
kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga
makin reaktifhalogen. ( F < Cl < Br < I )
Dalam
satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour
sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl
< Br < I )
2. Kelarutan.
Kelarutan
halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin
berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat
reaktif membentuk asam florida
2F2(g) +
2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar
larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion
I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam
larutan KI.
I2(s) +
KI(aq) → KI3(aq)
Karena
molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut
nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dansebagainya.
3. Titik
didih dan titik lebur.
Semua
halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana
molekul-molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan
hanya sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik
lebur dan titik didih halogen meningkat.
· Reaksi –
reaksi Pembentukan Senyawa Halogen
Halogen
bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Na
+ Cl2 → NaCl
2Fe
+ 3Cl2 → 2FeCl3
Sn
+ 2Cl2 → SnCl4
Mg
+ Cl2 → MgCl2
2Al
+ 3Cl2 → 2AlCl3
2B
+3Cl2 → 2BCl3
2Si
+ 2Cl2 → SiCl4
Halida
logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasina rendah
dan logamnya memiliki biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh
Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3.
Halogen
berikatan dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida.
H2 +
X2 → 2HX (X mewakili satu-satu halogen)
Kereaktifan
ikatan berkurang apabila semakin menurun kerana ukuran atom yang semakin besar.
Hidrogen klorida meletup jika terkena sinaran ultraviolet tetapi H dan Br hanya
akan berikatan dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika
diberikan energi, namun ikatan ini tidak lengkap.
F2 +
H2 → 2HF (bereaksi
kuat di tempat gelap)
Cl2 +
H2 → 2HCl (bereaksi di tempat
terang)
Br2 +
H2 → 2HBr (bereaksi pada
suhu 500oC)
I2 +
H2 → 2HI (bereaksi dengan
pemanasan katalis Pt )
Corak
kereaktifan ini dapat diterangkan dengan dua cara. Pertama, melalui ukuran atom
halogen. Oleh kerana semua halogen berikatan dengan hidrogen, maka ukuran
hidrogen adalah tetap. Semakin kebawah, ukuran atom semakin besar dengan
pertambahan petala. Hal ini menyusahkan inti hidrogen berinteraksi dengan inti
halogen untuk membentuk ikatan kovalen.
Halogen
bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat
bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe
+ F2 → XeF2
2Kr
+ 2F2 → KrF4
2P
+ 3Cl2 → 2PCl3
d. Reaksi
halogen dalam larutan air
Semua
halogen larut dalam air dan membentuk asam halida dan asam hipohalida. Fluor
bereaksi sempurna dengan air. Berbeda dari Cl2, Br2, dan I2, fluor sangat cepat
bereaksi dengan air menghasilkan O2 dan HF, dengan reaksi sebagai berikut:
2F2
(g ) + 2 H2O (l) → 4 HF (aq) +
O2 (g)
Salah
satu sifat HF yang paling penting adalah HF dalam bentuk larutan akan bereaksi
dengan SiO2 sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam plastik
teflon dan tidak dalam kaca.
4
HF + SiO2 → SiF4 + 2H2O
Sedangkan
halogen lainnya selain larut juga membentuk senyawa asam hipohalit yaitu suatu
asam lemah dan asam halida.
Air
Khlor : Cl2 + H2O → HCL
+ HClO
Air
Brom : Br2 + H2O → HBr
+ HbrO
Iodine
tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi.
I2 +
H2O –> (tidak bereaksi)
Tetapi
I2 larut dalam larutan KI
I2 +
KI –> KI3
Brom
dan iod dapat larut dalam pelarut non polar, seperti alcohol CCl4, CHCl3, dan
CS2.
Reaksi
halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida (X-) dan hipohalida (XO-),
sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida (X-) dan
halat (XO3-). Contoh :
X2 +
2NaOH ( aq, encer) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 +
2NaOH ( aq, pekat) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 +
2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 +
2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
Halogen
dapat membentuk empat macam senyawa antar halogen. XX1, XX13, XX15, XX17.
senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan langsung unsur-unsur tersebut dalam
tabung nikel.contoh senyawa anatar halogen.
· Kegunaan
dan Bahaya Halogen
a Kegunaan
1. Flour
Na2SiF6 dicampur
dengan pasta gigi yang berfungsi sebagai penguat gigi
NaF
sebagai pengawet kayu dari serangga
Gas
F2 dalam proses pengolahan isotop uranium sebagai bahan bakar reaksi
nuklir
CF2Cl
(freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC
Teflon
sebagai plastik tahan panas
2. Chlor
Cl2 sebagai
desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro) pembunuh kuman yang
dapat menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.
NaCl
sebagai garam dapur
KCl
untuk pupuk
NH4Cl
sebagai elektrolit pengisi batu baterai
NaClO
sebagai bleaching agent (pemutih), yakni pengoksidasi zat warna
Ca(OCl)2 atau
kaporit sebagai desinfektan pada air
ZnCl2 sebagai
bahan pematri atau solder
PVC (Polivinil
klorida) digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.
KClO3 digunakan
dalam industri korek api.
3. Brom
NaBr
digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf
AgBr
untuk film fotografi, karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya
CH3Br
sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran
C2H4Br2 ditambahkan
pada bensin agar timbal dalam bensin tidak mengendap, karena diubah menjadi
PbBr2
4. Yodium
I2 dalam
alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi
KIO3 sebagai
tambahan yodium dalam garam dapur
I2 digunakan
untuk mengetes amilum dalam industri tepung
NaI
ditambahkan garam dapur untuk mengurangi kekurangan yodium
b.
Bahaya
1. Flour
- Fluorida
memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika
dalam bentuk murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran
kimia parah bila bersentuhan langsung dengan kulit.
- Adanya
komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat
menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
- Dalam
bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung
masuk ke dalam daun-daun sehinggamenyebabkan daun berwarna
kuning kecoklatan. Jika daun tersebut dimakan oleh binatang maka
bisa menyebabkanpenyakit gigi rontok.
2. Klor
- Menurut
para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau
keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat
mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat
bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel
tubuh yang melindungi paru-paru.
- Klor
dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya
dapat membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
- CFC (Chloro
Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan
ozon.
- Kloramina,
NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
- Kloroform
CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat
menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau
karsiogenik (menimbulkan kangker).
3. Brom
- Dalam
bentuk gas, brom bersifat toksik
- Dalam
bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan
sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
- Ketika
brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan
bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus
diperhatikan selama menanganinya.
- Timbal
bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang
mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4. Iodin
- Kristal
iodin dapat melukai kulit
- Uapnya
dapat melukai mata dan selaput lendir
- Pada
saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium
yaitu Gaky “ Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan
penyakit yang dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini
bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Saat ini
diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan
300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000
bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni
retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.Di antara mereka yang
lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang
intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.
- Efek
yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni
pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.
5. Astatin
Belum
banyak bahaya yang ditemukan akibat Astatin.
I.
DAFTAR PUSTAKA
II.
Achmad, Hizkia. 2001. Kimia Unsur dan
Radiokimia. Bandung : Citra Aditya Bakti hlm (68-85)
III.
Farida, Ida. 2009. Kimia Anorganik I.
Pend. Kimia Fak. Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung. Hlm (117-126)
IV.
Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk
Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga. hlm (228-245)
V.
Yunita. 2009. Panduan Pengelolaan
Laboratorium Kimia. Bandung : Insan Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar