Laporan Praktikum
KIMIA FISIK 1
Termokimia
Di susun oleh
Nama :
Rosanni Sinurat
Nim : 1416150011
Dosen
pembingbing : Leony.S.L.Purba Mpd.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Indonesia
A.Judul Percobaan : Termokimia
B.Tujuan Percobaan :•
Menganalisis perubahan entalpi yang terjadi
• Mengidentifikasi persamaan pada suatu reaksi kimia
• Mengidentifikasi apakah yang terjadi adalah perubahan eksoterm atau endoterm
• Mengukur perubahan entalpi (ΔH) menggunakan Kalorimeter sederhana
• Mengidentifikasi persamaan pada suatu reaksi kimia
• Mengidentifikasi apakah yang terjadi adalah perubahan eksoterm atau endoterm
• Mengukur perubahan entalpi (ΔH) menggunakan Kalorimeter sederhana
C.Dasar
Teori
Termokimia adalah cabang dari termodinamika karena
tabung reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi, kita dapat mengukur energi
yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor yang dikenal sebagai q, bergantung
pada kondisinya apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi.
(Atkins, 1999)
Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika(pelarutan, peleburan, dan sebagainya). Satuan tenaga panas biasanya dinyatakan sebagai kalor, joule, atau kilokalori. (Sukardjo, 1997)
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Panas reaksi adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung. (Bird, 1993)
o Entalpi
Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan fisika atau kimia biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar. Dalam banyak pembahasan kita akan memperhatikan perubahan entalpi standar ∆H0 yaitu perubahan entalpi untuk proses yang zat awal dan akhirnya ada dalam keadaan standar. (Atkins, 1999)
Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepas panas. Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai negatif karena kandungan panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai positif. (Bird, 1993)
Panas dilepaskan ke lingkungan atau diterima dari lingkungannya sekitar oleh sistem dalam isohorik atau isobarik dan apabila suhu pertama sama dengan suhu kedua kondisi ini disebut isotermal kalor reaksi. Syarat berikut yang harus dilakukan saat proses berlangsung : a) suhu dari produk dan reaktan harus sama, b) semua jenis kerja harus dimasukkan pada proses reaksi. Perubahan panas ditunjukan oleh perubahan kalorimeter. (Aleksishvili dan Sidamonidze, 2002).
Qv = - Cv cal × Δtcal ...(1)
o Panas Reaksi
Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi, produk, dan reaktan pada volume konstan (∆E) atau pada tekanan konstan (∆H). Panas reaksi dapat dinyatakan dengan kalorimeter. Harga ∆E diperoleh apabila reaksi dilakukan dengan kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan ∆H adalah panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu ukur yang diisolasi. Karena proses diperinci dengan baik maka panas yang dilepaskan hanyalah fungsi-fungsi keadaan yaitu Qp = ∆H atau Qv = ∆E. Besaran ini dapat diukur oleh persamaan : (Dogra dan Dogra, 1990)
Q = ΔE atau ΔH = T1 T2 Δ Ci (produk, kalorimeter) dT ...(2)
Dimana Ci dapat berupa Cv untuk pengukuran E dan Cp untuk H. Dalam banyak percobaan, Ci untuk kalorimeter dijaga tetap konstan. Panas reaksi dapat dibedakan menjadi: (Bird, 1993)
Ø Panas pembentukan
Entalpi pembentukan molar standar (∆Hf) suatu senyawa adalaha banyaknya panas yang diserap atau dilepaskan kerika 1 mol senyawa tersebut dibentuk unsur-unsurnya dalam keadaaan standar.
Ø Panas pembakaran
Panas pembakaran suatu unsur atau senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur atau senyawa tersebut terbakar sempurna dalam oksigen.
Ø Panas netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah terdissosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan.
Ø Panas pelarutan
Jenis panas reaksi yang lain adala panas yang dilepas atau diserap ketika 1mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaiyu sampai suatu keadaan dimana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi. Panas pelaruta ada 2 macam yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan differensial. Besarnya panas pelarutan bergantung pada jumlah mol pelarut dan zat terlarut.
Ø Panas pengenceran
Panas pengenceran adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika suatu zat atau larutan diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu.
Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika(pelarutan, peleburan, dan sebagainya). Satuan tenaga panas biasanya dinyatakan sebagai kalor, joule, atau kilokalori. (Sukardjo, 1997)
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan ikatan kimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Panas reaksi adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung. (Bird, 1993)
o Entalpi
Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan fisika atau kimia biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar. Dalam banyak pembahasan kita akan memperhatikan perubahan entalpi standar ∆H0 yaitu perubahan entalpi untuk proses yang zat awal dan akhirnya ada dalam keadaan standar. (Atkins, 1999)
Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepas panas. Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai negatif karena kandungan panas dari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan panas, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai positif. (Bird, 1993)
Panas dilepaskan ke lingkungan atau diterima dari lingkungannya sekitar oleh sistem dalam isohorik atau isobarik dan apabila suhu pertama sama dengan suhu kedua kondisi ini disebut isotermal kalor reaksi. Syarat berikut yang harus dilakukan saat proses berlangsung : a) suhu dari produk dan reaktan harus sama, b) semua jenis kerja harus dimasukkan pada proses reaksi. Perubahan panas ditunjukan oleh perubahan kalorimeter. (Aleksishvili dan Sidamonidze, 2002).
Qv = - Cv cal × Δtcal ...(1)
o Panas Reaksi
Panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi, produk, dan reaktan pada volume konstan (∆E) atau pada tekanan konstan (∆H). Panas reaksi dapat dinyatakan dengan kalorimeter. Harga ∆E diperoleh apabila reaksi dilakukan dengan kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan ∆H adalah panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu ukur yang diisolasi. Karena proses diperinci dengan baik maka panas yang dilepaskan hanyalah fungsi-fungsi keadaan yaitu Qp = ∆H atau Qv = ∆E. Besaran ini dapat diukur oleh persamaan : (Dogra dan Dogra, 1990)
Q = ΔE atau ΔH = T1 T2 Δ Ci (produk, kalorimeter) dT ...(2)
Dimana Ci dapat berupa Cv untuk pengukuran E dan Cp untuk H. Dalam banyak percobaan, Ci untuk kalorimeter dijaga tetap konstan. Panas reaksi dapat dibedakan menjadi: (Bird, 1993)
Ø Panas pembentukan
Entalpi pembentukan molar standar (∆Hf) suatu senyawa adalaha banyaknya panas yang diserap atau dilepaskan kerika 1 mol senyawa tersebut dibentuk unsur-unsurnya dalam keadaaan standar.
Ø Panas pembakaran
Panas pembakaran suatu unsur atau senyawa adalah banyaknya panas yang dilepaskan ketika 1 mol unsur atau senyawa tersebut terbakar sempurna dalam oksigen.
Ø Panas netralisasi
Panas netralisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dilepas ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Panas netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit air ternyata berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat akan mudah terdissosiasi sempurna dalam bentuk ion di dalam larutan.
Ø Panas pelarutan
Jenis panas reaksi yang lain adala panas yang dilepas atau diserap ketika 1mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaiyu sampai suatu keadaan dimana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi. Panas pelaruta ada 2 macam yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan differensial. Besarnya panas pelarutan bergantung pada jumlah mol pelarut dan zat terlarut.
Ø Panas pengenceran
Panas pengenceran adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika suatu zat atau larutan diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu.
D.Alat dan
Bahan.
ü Nama Alat
No
|
Nama Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Gelas kimia
Kalorimeter
Termometer
Batang pengaduk
Corong
Gelas ukur
Labu ukur
Timbangan
|
100 ml
500ml
sedang
sedang
sedang
sedang
500 ml
50 ml
sedang
|
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
3 buah
2 buah
1 buah
|
ü Nama Bahan
No
|
Nama Bahan
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
1
2
3
|
Air
NaOH
HCl
|
1 M
1 M
|
22 ml
50 ml
22 ml
|
E.Prosedur
Kerja
1.Masukkan NaOH (1M) 25 ml ke dalam
tabung reaksi.Perhatikan suhu termometer ukur suhu Awal dan suhu Akhir
2.Masukkan
NaOH yang sudah di ukur ke dalam kalorimeter
3.Masukkan HCl (1M) 25 ml ke dalam
tabung reaksi.Perhatiakn suhu awal dan suhu akhir.
4.Masukkan HCl (1M) 25 ml ke dalam
kalorimeter yang berisi NaOH.Perhatikan suhu awal dan suhu akhir.
F.Gambar Percobaan.
G.Data Pengamatan :
No.
|
Bahan Percobaan
|
Pengamatan
|
Keterangan (ekso/endo)
|
||
T-awal
|
T-akhir
|
Ciri reaksi kimia
|
|||
1.
|
NaOH (1M) 25 ml
|
30o
|
61o
|
suhu
semakin panas.
|
Eksoterm
|
2.
|
HCl (1M) 25 ml
|
30o
|
31o
|
suhu
semakin panas.
|
Eksoterm
|
3.
|
NaOH +HCl
|
30o
|
62o
|
Suhu
semakin menurun
|
Eksoterm
|
H.Hasil dan Pembahasan
Menentukan perubahan reaksi eksoterm dan endoterm.
Pada reaksi diatas mula-mula
NaOH bersuhu 30o setelah
NaOH(aq) di masukkan ke dalam tabung reaksi kemudian di ukur suhunya
bertambah menjadi 61o, kenaikan
suhu 31o yang berarti pada reaksi ini suhu
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang
bersangkutan akan turun. Selanjutnya, sistem melepaskan kalor ke lingkungannya.
Jadi dapat disimpulkan pada reaksi ini termasuk jenis reaksi eksoterm.
Pada reaksi diatas termometer dengan suhu 29o kemudian
HCl di masukkan ke dalam tabung reaksi dengan suhu 33o, kenaikan suhu 4o Jadi dapat disimpulkan pada
reaksi ini juga termasuk jenis reaksi eksoterm.
Reaksi Eksoterm dan Endoterm
1. Reaksi Eksoterm
· Reaksi
yang membebaskan kalor
· Suhu
sistem > suhu lingkungan
· Kalor
berpindah dari sistem ke lingkungan
· Disertai
kenaikan suhu
· Penulisan
persamaan reaksinya :
A + B → C dibebaskan kalor 10 kj (misalnya)
A + B → C
+10kj (dibebaskan kalor)
Reaktan = produk +10kj
r
> p
∆H =
Hp – Hr
Kecil – Besar
∆H = – (negatif)
2. Reaksi Endoterm
· Reaksi
yang memerlukan kalor
· Suhu
sistem < suhu lingkungan
· Kalor
berpindah dari lingkungan kesistem
· Disertai
penurunan suhu
· Penulisan
persamaan reaksinya :
A + B +25kj → C
A + B → C -25kj
r
= p-25kj
r
< p
∆H
= Hp– Hr
Besar – Kecil
∆H
= positif (+)
H.Kesimpulan
Kalorimeter adalah
suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan sistem.
Data H reaksi yang terdapat pada tabel-tabel pada umumnya ditentukan
secara kalorimetri. Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari wadah yang
bersifat isolator (tidak menyerap kalor). Sehingga wadah dianggap tidak
menyerap kalor pada saat reaksi berlangsung.
Setelah
pemaparan materi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa reaksi eksoterm adalah
reaksi dengan sistem melespakan kalor ke lingkungannya, yang mengakibatkan suhu
meningkat. Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi kimia dengan system menyerap
kalor dari lingkungannya, yang mengakibatkan suhu menurun.
Pengukuran suhu adalah ukuran atau bilangan yang menunjukka panas atau
dinginnya suatu bahan.Panas atau kalor adalah bilangan yang menunjukkan berapa
kalori yang dibutuhkan/dipindahkan dari suatu bahan apabila terjadi proses
pindah panas.
Untuk mencari perubahan entalpi suatu
reaksi,kita perlu mencari kalor yang di hasilkan atau di butuhkan dalam reaksi
tersebut serta jumlah mol larutan yang bereaksi
Untuk mencari kalor reaksi,kita perlu
mencari perubahan suhu pada reaksi dan massa larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwandari,
Endhah. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember :
Universitas Jember.
Purwoko
dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.
Sunaryono
dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.
Wahyuni,
Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember :
Universitas Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar