Laporan Praktikum
Kimia Fisik 1
Kesetimbangan Kimia
Nama Praktikan :
Rosanni Sinurat
Nim
: 14 161 500 11
Dosen pengampu
: Leony Sanga L.Purba Mpd.
Prodi Pendidikan kimia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Indonesia
A.Judul
:Kesetimbangan Kimia
B. Tujuan :
1. Memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya
2. Menghitung harga tetapan
kesetimbangan berdasarkan percobaan
3. Menentukan pH larutan asam lemah
dengan menggunakan kertas pH indikator (universal) atau larutan indikator
4. Menentukan
pengaruh pengenceran terhadap nilai pH
5. Menentukan
tetapan kesetimbangan ionisasi dan derajat ionisasi larutan asam lemah
C. Dasar
teori
Reaksi
kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu arah) dan
reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak
dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi. Reaksi dapat balik
dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling
bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi
merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik dapat
menjadi reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan
kondisi tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan
bersifat dinamis.
Hukum
kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang, maka hasil
kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan
hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan
mempunyai harga yang tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah
khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap
reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak sama
dengan reaksi lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama
harga K akan berubah jika suhunya berubah. (unggul, 2006: 111)
Azaz
Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi,
maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil
mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem
kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan
tekanan, dan perubahan suhu.
1.
Perubahan konsentrasi
Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah
satu komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan
itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah pengurangan itu.
2.
Perubahan volume
Penambahan air menyebabkan volume
larutan menjadi (misalnya dua kali) lebih besar, sehingga konsentrasi
masing-masing komponen akan mengalami perubahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk suatu
reaksi.
3.
Perubahan suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan
terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan (k). Pergeseran reaksi
kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya, endoterm
atau eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika sistem dalam kesetimbangan ke
arah reaksi yang menyerap kalor (H positif).
4.
Perubahan tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh
pada konsentrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada
sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan tidak
menggeser letak kesetimbangan.
PV = nRT
→ P = (n/V) RT
Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan
akan berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila tekanan
diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume diperkecil, dan sebaliknya
bila tekanan diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar.
5.
Penambahan katalis pada reaksi setimbang
Adanya
katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran
letak kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaaan setimbang.
(unggul, 2006: 119-125)
Tetapan kesetimbangan (K)
Tetapan kesetimbangan (K) merupakan konstanta
(angka/nilai tetap) perbandingan zat ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu
reaksi kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilai K yang khas, yang hanya
berubah dengan pengaruh suhu.
Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu: KC dan KP.
Perbedaannya:
- KC diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat.
- KP diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa gas).
Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu: KC dan KP.
Perbedaannya:
- KC diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat.
- KP diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa gas).
Ada beberapa simbol lain untuk KC, sesuai jenis
reaksi kesetimbangannya, seperti:
- Ka, untuk reaksi kesetimbangan asam lemah
- Kb, untuk reaksi kesetimbangan basa lemah
- Kw, untuk reaksi kesetimbangan air (water) dan
- Kh, untuk reaksi kesetimbangan hidrolisis
Meskipun berbeda simbol/nama, perhitungannya sama dengan KC.
- Ka, untuk reaksi kesetimbangan asam lemah
- Kb, untuk reaksi kesetimbangan basa lemah
- Kw, untuk reaksi kesetimbangan air (water) dan
- Kh, untuk reaksi kesetimbangan hidrolisis
Meskipun berbeda simbol/nama, perhitungannya sama dengan KC.
Rumus tetapan kesetimbangan (KC)
Rumus tetapan kesetimbangan KC secara garis besar
merupakan perbandingan (hasil bagi) antara konsentrasi molar ([ ])
zat-zat ruas kanan dengan konsentrasi molar zat ruas kiri yang dipangkatkan
dengan koefisiennya.
Karena fasa padat (s) dan cair (l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa ini tidak dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KC (diberi nilai=1).
Perlu diingat:
tanda kurung siku ([ ]) merupakan simbol untuk konsentrasi molar zat.
Karena fasa padat (s) dan cair (l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa ini tidak dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KC (diberi nilai=1).
Perlu diingat:
tanda kurung siku ([ ]) merupakan simbol untuk konsentrasi molar zat.
|
Rumus tetapan kesetimbangan (KP)
Rumus tetapan kesetimbangan KP merupakan
perbandingan (hasil bagi) antara tekanan parsial (PX) zat-zat ruas
kanan dengan tekanan parsial zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisien
masing-masing..
Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KP.
Zat dengan fasa selain gas (S, l, dan aq) tidak dicantumkan dalam rumus tetapan kesetimbangan, tetapi diberi nilai = 1.
Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KP.
Zat dengan fasa selain gas (S, l, dan aq) tidak dicantumkan dalam rumus tetapan kesetimbangan, tetapi diberi nilai = 1.
|
G.
Hasil dan Pembahasan
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
Pada reaksi asam asetat dengan konsentrasi yang bermacam-macam tidak terjadi
perubahan suhu, karena suhu dapat berubah apabila dipanaskan dan didinginkan.
Selain itu pada percobaan juga dapat dketahui bahwa semakin sedikit konsentrasi
suatu zat, maka semakin rendah pHnya, baik diukur dengan pH universal maupun
menggunakan indikator. Dan juga semakin sedikit konsentrasinya, maka konstanta
kesetinbangannya semakin tinggi atau semakin bertambah.
Pada
percobaan pemberian larutan penujuk metil merah bertujuan agar mengetahui
prubahan warna yang terjadi pada asam asetat. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh kisaran harga pH tiap kali pengenceran dan percobaan yang dilakukan.
Setelah didapatkan hasil dari percobaan ini yakni pH, suhu dan warna CH3COOH
kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari harga kesetimbangan, derajat
ionisasi dan rata-rata derajat ionisasi.
Pengenceran
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penentuan pH larutan, derajat
ionisasi dan kesetimbangan dari percobaan dinamakan larutan lemah berdasarkan
pada nilai pHnya.
IX. KESIMPULAN
Pada
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa suhu tidak
berpengaruh pada reaksi. Pada percobaan suhu tidak mengalami perubahan,
kecuali dipanaskan atau didinginkan.Selain itu, pada percobaan juga
dapat disimpulkan bahwa pengenceran berpengaruh terhadap nilai pH, Yakni
pengenceran berbanding lurus dengan nilai pH. Semakin diencerkan maka
nilai pH semakin meningkat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
Ada tiga (3) faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, yaitu :
1. Konsentrasi reaktan atau produk
Jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak reaktan atau
produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya.
Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi
2. Suhu
Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut
bergeser ke sisi endoterm. Sebaliknya, mendinginkan suatu reaksi
menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi eksoterm.
3. Tekanan atau volume pada sistem yang mengandung fasa gas
Secara umum, meningkatkan tekanan (mengurangi volume) pada campuran yang setimbang menyebabkan
reaksi bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling
sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan (memperbesar volume) pada
campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang
mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi
yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol
produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan
kimia.
C. Pengertian pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman dan tingkat kebasaan.
Asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion H+ sedangkan basa adalah suatu senyawa yang apabila
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion OH-.
D. Pengertian Indikator
Indikator
adalah asam atau basa organik lemah. Indikator asam atau basa memiliki
trayek pH masing-masing. Harga pH indikator ini bergantung pada
perubahan warnanya.
X.Lampiran
Gambar akhir hasil percobaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar