Jumat, 22 Januari 2016

              

Laporan Praktikum
Kimia Fisik 1
Kesetimbangan Kimia



1

                                 Nama Praktikan           : Rosanni Sinurat 
                      Nim                               : 14 161 500 11
       Dosen pengampu                         : Leony Sanga L.Purba Mpd.




Prodi Pendidikan kimia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Indonesia







              A.Judul             :Kesetimbangan Kimia
 B.    Tujuan :
1.      Memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
2.      Menghitung harga tetapan kesetimbangan berdasarkan percobaan
3.      Menentukan pH larutan asam lemah dengan menggunakan kertas pH indikator (universal) atau larutan indikator
4.      Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH
5.      Menentukan tetapan kesetimbangan ionisasi dan derajat ionisasi larutan asam lemah

C.     Dasar teori
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu arah) dan reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi.  Reaksi dapat balik dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik dapat menjadi reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan kondisi tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis.
Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak sama dengan reaksi lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama harga K akan berubah jika suhunya berubah. (unggul, 2006: 111)
Azaz Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu.

1.      Perubahan konsentrasi
 Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
2.      Perubahan volume
 Penambahan air menyebabkan volume larutan menjadi (misalnya dua kali) lebih besar, sehingga konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk suatu reaksi.
3.      Perubahan suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan (k). Pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis reaksinya, endoterm atau eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika sistem dalam kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H positif).
4.      Perubahan tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan tidak menggeser letak kesetimbangan.
            PV = nRT        →        P = (n/V) RT
  Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar.
5.      Penambahan katalis pada reaksi setimbang
Adanya katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran letak kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaaan setimbang. (unggul, 2006: 119-125)
 Tetapan kesetimbangan (K)
 Tetapan kesetimbangan (K) merupakan konstanta (angka/nilai tetap) perbandingan zat ruas kanan dengan ruas kiri pada suatu reaksi kesetimbangan. Tiap reaksi memiliki nilai K yang khas, yang hanya berubah dengan pengaruh suhu.
Ada dua macam tetapan kesetimbangan, yaitu: KC dan KP.
Perbedaannya:
- KC diukur berdasarkan konsentrasi molar zat-zat yang terlibat.
- KP diukur berdasarkan tekanan parsial gas-gas yang terlibat (khusus fasa gas).
                 Ada beberapa simbol lain untuk KC, sesuai jenis reaksi kesetimbangannya, seperti:
- Ka, untuk reaksi kesetimbangan asam lemah
- Kb, untuk reaksi kesetimbangan basa lemah
- Kw, untuk reaksi kesetimbangan air (water) dan
- Kh, untuk reaksi kesetimbangan hidrolisis
Meskipun berbeda simbol/nama, perhitungannya sama dengan KC.
Rumus tetapan kesetimbangan (KC)
Rumus tetapan kesetimbangan KC secara garis besar merupakan perbandingan (hasil bagi) antara konsentrasi molar ([ ]) zat-zat ruas kanan dengan konsentrasi molar zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisiennya.
Karena fasa padat (s) dan cair (l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa ini tidak dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KC (diberi nilai=1).
Perlu diingat:
tanda kurung siku ([  ]) merupakan simbol untuk konsentrasi molar zat.
KC
 = 
[zat ruas kanan]koefisien

[zat ruas kiri]koefisien


Rumus tetapan kesetimbangan (KP)
Rumus tetapan kesetimbangan KP merupakan perbandingan (hasil bagi) antara tekanan parsial (PX) zat-zat ruas kanan dengan tekanan parsial zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisien masing-masing..
Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KP.
Zat dengan fasa selain gas (S, l, dan aq) tidak dicantumkan dalam rumus tetapan kesetimbangan, tetapi diberi nilai = 1.
KP
 = 
(tekanan parsial zat ruas kanan)koefisien

(tekanan parsial zat ruas kiri)koefisien



1


G. Hasil dan Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
                 Pada reaksi asam asetat dengan konsentrasi yang bermacam-macam tidak terjadi perubahan suhu, karena suhu dapat berubah apabila dipanaskan dan didinginkan. Selain itu pada percobaan juga dapat dketahui bahwa semakin sedikit konsentrasi suatu zat, maka semakin rendah pHnya, baik diukur dengan pH universal maupun menggunakan indikator. Dan juga semakin sedikit konsentrasinya, maka konstanta kesetinbangannya semakin tinggi atau semakin bertambah.
Pada percobaan pemberian larutan penujuk metil merah bertujuan agar mengetahui prubahan warna yang terjadi pada asam asetat. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kisaran harga pH tiap kali pengenceran dan percobaan yang dilakukan. Setelah didapatkan hasil dari percobaan ini yakni pH, suhu dan warna CH3COOH kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari harga kesetimbangan, derajat ionisasi dan rata-rata derajat ionisasi.
            Pengenceran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penentuan pH larutan, derajat ionisasi dan kesetimbangan dari percobaan dinamakan larutan lemah berdasarkan pada nilai pHnya.


              
2
  IX.      KESIMPULAN
                        Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa suhu tidak berpengaruh pada reaksi. Pada percobaan suhu tidak mengalami perubahan, kecuali dipanaskan atau didinginkan.Selain itu, pada percobaan juga dapat disimpulkan bahwa pengenceran berpengaruh terhadap nilai pH, Yakni pengenceran berbanding lurus dengan nilai pH. Semakin diencerkan maka nilai pH semakin meningkat.
             Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia
              Ada tiga (3) faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, yaitu :
1.   Konsentrasi reaktan atau produk
              Jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak reaktan atau produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya. Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi
2.   Suhu
     Secara umum, memanaskan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi endoterm. Sebaliknya, mendinginkan suatu reaksi menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi eksoterm.
3.   Tekanan atau volume pada sistem yang mengandung fasa gas
            Secara umum, meningkatkan tekanan (mengurangi volume) pada campuran yang setimbang   menyebabkan reaksi bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan (memperbesar volume) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia.
C.    Pengertian pH
                pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman dan tingkat  kebasaan. Asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+ sedangkan basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion OH-.
D.    Pengertian Indikator
            Indikator adalah asam atau basa organik lemah. Indikator asam atau basa memiliki trayek pH masing-masing. Harga pH indikator ini bergantung pada perubahan warnanya.
























1 komentar: