praktikum kimia anorganik
Jumat, 22 April 2016
Minggu, 03 April 2016
Aplikasi sel volta (tugas kimia fisik )
Aplikasi SEL VOLTA
Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Sel volta ini ditemukan oleh dua orang ahli berkebangsaan Italia. Mereka berdua adalah Alessandro Giuseppe Volta (1745-1827) dan Lugini Galvani (1737-1798).
Sel volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi, oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah penangkapan elektron.
Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari. .
Sel volta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Sel Volta Primer, Sel Volta Sekunder, Sel Bahan Bakar. Ketiga bagian tersebut juga memiliki contoh masing-masing lagi. Oleh karena itu marilah kita lihat pembahasan mengenai macam-macam dari sel volta berikut ini:
1. Baterai kering seng-karbon (sel Leclanche)
Potensial sel dari baterai sekitar 1,5 V dan menurun sejalan dengan lama pemakaian.Sel baterai ini terdiri dari anoda Zn dan katode batang grafit (C). Katode grafit bersifat inert dan diletakan dalam elektrolit berbentuk pasta yang berisi grafit,MnO2, dan NH4Cl.
Penyusun sel kering Reaksi yang terjadi pada sel kering
Anode : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e-
Katode : 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) + 2 e- → Mn2O3(s) + 2 NH3(g) + H2O(l) Reaksi : Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq)→Mn2O3(s) + Zn2+(aq) + 2 NH3(g) + H2O(l)
Cara kerja sel kering:
a. Elektrode Zn teroksidasi menjadi ion Zn2+ + Zn → Zn2+ + 2 e-
b. Elektron yang dilepaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektrode karbon.
c. Elektron-elektron pada elektrode karbon mereduksi Mn O2 dan NH4 menjadi Mn2O3 dan NH3.
2. Baterai alkaline
Baterai ini digunakan untuk peralatan yang memerlukan arus listrik lebih besar , seperti tape recorder dan mainan. Potensial sel pada baterai sekitar 1,5 Vdan dapat bertahan konstan selama pemakaian.Sel baterai alkaline terdiri dari anoda Zn dan katoda inert grafit. Sesuai namanya reaksi redoks dalam baterai alkaline berlangsung dalam suasana basa.elekrolitnya adalah KOH.
3.Baterai merkuri
Baterai ini digunakan pada jam tangan dan kamera. Potensial sel baterai adalah 1,34 V dan dapat bertahan konstan selama pemakaian. Sel baterai merkuri terdiridari anoda Zn, serta katoda HgO dan karbon. Elektrolitnya adalah KOH.
4.Baterai perak oksida
Baterai ini digunakan pada jam tangan, kamera, dan kalkulator. Umumnya panjang karena arus yang dikeluarkan cukup kecil potensi sel dari baterai sekitar 1,5 V dan dapat bertahan secra konstan selama pemakaian.Sel dari baterai perak oksida terdiri dari anoda Zn dan katoda Ag2O dengan elektrolit KOH.
5.Baterai litium-tionil klorida (Li/SOCl2)
Baterai Li/SOCl2 berukuran kecil. Bentuknya dapat berupa selinder atau cakram (disc). Penggunaannya antara lain untuk back up memori pada kamera, remote control, dan lampu darurat. Baretai memiliki petensial yang sangat besar, sekitar 2,7-3,6 V
Sel baterai Li/SOCL2 terdiri dari anoda Li dan katoda karbon, dimana tionil klorida tereduksi. Elektrolitnya adalah litium aluminium tetraklorida (LiALCl4 ) dalam tionil klorida.
6.Aki atau baterai Pb
Aki umunya digunakan pada mobil untuk menstarter kendaraan tersebut. Aki terdiri dari beberapa sel volta yang dihubungkan secara seri. Setiap sel mempunyai potensial 2 V. jadi, suatu aki dengan potensial 6 V terdiri 3 sel . Suatu aki terdiri dari anoda Pb dan katoda PbO2 dengan elektrolit H2SO4. Anoda dan katoda yang berbentuk pelat menambah luas permukaan elektrode sehingga dapat memperbesar arus.
Sel aki (accumulator) merupakan contoh sel Volta sekunder Cara kerja sel aki:
- Elektrode Pb teroksidasi menjadi Pb2++ Pb(s) → Pb2+ (aq) + 2 e-
Pb2+ yang terbentuk berikatan dengan SO42- dari larutan.
Pb2+ (aq) + SO42- (aq) → PbSO4(s)
- Elektron yang dibebaskan mengalir melalui kawat penghantar menuju elektrode PbO2.
- Pada elektrode PbO2 elektron-elektron dari anode Pb akan mereduksi PbO2 menjadi Pb2+ yang kemudian berikatan dengan SO42- dari larutan. PbO2(s) + 4 H+(aq) + 2 e- → Pb2+(aq) + 2 H2O(l) Pb2+(aq) + SO2- (aq) → PbSO4(s)
Reaksi yang terjadi pada sel aki dapat ditulis sebagai berikut. Anode : Pb(s) + SO42- (aq) → PbSO4(s) + 2 e- Katode: PbO2(s) + H2SO4(aq) + 2H+ + 2 e- → PbSO4(s) + 2 H2O(l) Reaksi : Pb(s) + PbO2(s) + 2 H2SO4 → 2 PbSO4 (s) + 2 H2O Pada reaksi pemakaian sel aki, molekul-molekul H2SO4 diubah menjadi PbSO4 dan H2O sehingga konsentrasi H2SO4 dalam larutan semakin berkurang. Oleh karena itu, daya listrik dari aki terus berkurang dan perlu diisi kembali.
7. Baterai NiMH (nikel metal hidrida )
Baterai NiMH banyak digunakan pada laptop, telpon seluler, camcorder, dan kamera digital.potensialnya hamper sma dengan baterai Ni-Cd,sekitar 1,4 V, tetapi dapat menyimpan ~50 persen energy lebih banyak dari baterai Ni-Cd. Sel dari baterai NiMH terdiri dari anoda Ni(OH)2 dan katoda pada panduan logam yang menyerap hydrogen.Elektrolitnya adalah KOH.
Sel hidrogen-oksigen termasuk jenis sel bahan bakar. Cara kerja sel ini adalah
- Gas hidrogen yang dialirkan pada pelat nikel berpori teroksidasi membentuk H2O. 2 H2 + 4 OH- → 4 H2O + 4 e-
- Elektron yang dibebaskan bergerak melalui kawat penghantar menuju elektrode nikel oksida.
- Pada elektrode nikel oksida elektron mereduksi O2 menjadi OH-. O2 + 2 H2O + 4e- → 4OH- . Reaksi yang terjadi pada sel ini sebagai berikut.
Anode : 2 H2(g) + 4OH-(aq) → 4 H2O(l) + 4 e-
Katode : O2(g) + 2 H2O(l) + 4 e- → 4 OH-(aq)
Reaksi : 2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l)
Biasanya pada sel ini digunakan platina atau senyawa paladium sebagai katalis. Kesimpulan : Sel Volta mengubah energy kimia menjadi energy listrik. Pada Sel Volta tersusun dari setengah sel katode dan setengah sel anode dalm larutannya.
Penerapan Sel Volta dapat kita jumpai pada Baterai Kering, Aki, dan sel Bahan Bakar. Reaksi yang terjadi pada baterai kering yaitu, Anode : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2 e- Katode : 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2 e- → Mn2O3(s) + 2NH3(g) + H2O(l) Reaksi : Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq)→ Mn2O3 (s) + Zn2+(aq) + 2 NH3(g) + H2O(l)
Sedangkan Reaksi yang terjadi pada aki yaitu, Anode : Pb(s) + SO42- (aq) → PbSO4(s) + 2 e- Katode: PbO2(s) + H2SO4(aq) + 2 H+ + 2 e- → PbSO4(s) + 2H2O(l) Reaksi : Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4 → 2PbSO4(s) + 2H2O
Dan reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar yaitu, Anode : 2 H2(g) + 4OH-(aq) → 4 H2O(l) + 4 e- Katode : O2 (g) + 2 H2O(l) + 4e- → 4 OH-(aq) Reaksi : 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
8.Baterai ion litium
Baterai ion litium sangat ringan sehingga cocok untuk alat elektronik portable, seperti laptop, telpon seluler, dan camcorder. Baterai ion litium juga memiliki potensial yang besar sekitar 3,6 V.Ada dua tipe baterai ion litium yaitu baterai mangan dan kabolt. Untuk tipe mangan anoda Li1-x Mn2O4 dan katoda grafit. Baterai ini mempunyai umur lebih panjang daripada NiMH dan dapat dilihat dari densitas dayanya yang tinggi (710 Wh/kg) dibanding 60-80 Wh/kg pada NiMH).
Minggu, 13 Maret 2016
Tugas 2 kimia fisik II hubungkan asam kuat dengan teori dalam tabel
1. Hubungkan asam kuat
dengan (tabel) teori hubungan larutan menghantarkan arus dengan jenis
ikatan?
Jawab :
Asam
Kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, HClO3,
HClO4.
Ikatan
|
Larutan
|
Lelehan
|
Ionik
|
+
|
+
|
Kovalen polar
|
+
|
-
|
Kovalen non polar
|
-
|
-
|
1. Senyawa
kovalen polar
a. Pengertian
kovalen polar
Senyawa
kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen
terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen polar adalah larutan dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan lelehan
tidak. Misalnya dari Asam kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4,
HClO3.
b. Ciri-ciri
senyawa polar
- dapat
larut dalam air dan pelarut polar lain
- memiliki kutub + dan kutub - , akibat tidak meratanya
distribusi elektron
- memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul
diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan
- Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5
2.
Senyawa kovalen non polar
a. Pengertian
kovalen non polar
Senyawa
kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen tidak
terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah
ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke
arah atom-atom yang berikatan. HClO4 Senyawa kovalen
nonpolar baik
dalam larutan dan lelehan tidak dapat menghatarkan arus listrik.
b. Ciri-ciri
senyawa polar
- Tidak
larut dalam air dan pelarut polar lain
- Tidak
memiliki kutub + dan kutub - , akibat meratanya distribusi electron
- Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila
bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama
- Contoh
: Cl2, PCl5, H2, N2, CaCl2
2. Perbedaan
antara senyawa kovalen polar dan non polar
Kovalen Polar
|
Kovalen Non Polar
|
Larut dalam air
|
Tidak dapat larut
dalam air
|
Memiliki pasangan
elektron bebas
|
Tidak memiliki
pasangan elektron bebas
|
Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar HClO4 dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4,
HClO3.Senyawa
yang berikatan kovalen polarlah yang dapat menghantarkan arus listrik. Kalau
kita perhatikan, bahwa HCl merupakan senyawa kovalen di atom bersifat polar,
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif
dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl
lebih negatif. Walaupun
molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya
dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak
bebas.
HCl → H+ + Cl- .Sedangkan dalam lelehan tidak.
Ada senyawa kovalen dan ionik keduanya memiliki ikatan yang kuat tetapi pada senyawa kovalen gaya tarik antar molekulnya lemah. Sedangkan pada senyawa ionik gaya tarik antar molekulnya sangat kuat. Oleh sebab itu pada senyawa ionik diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mengalahkan gaya tersebut. Akibatnya senyawa ionik memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi dibanding senyawa senyawa kovalen.
HCl → H+ + Cl- .Sedangkan dalam lelehan tidak.
Ada senyawa kovalen dan ionik keduanya memiliki ikatan yang kuat tetapi pada senyawa kovalen gaya tarik antar molekulnya lemah. Sedangkan pada senyawa ionik gaya tarik antar molekulnya sangat kuat. Oleh sebab itu pada senyawa ionik diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mengalahkan gaya tersebut. Akibatnya senyawa ionik memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi dibanding senyawa senyawa kovalen.
.
Langganan:
Postingan (Atom)